A. Pengertian Metode Penelitian
Penelitian, menurut Riyanto (2011)
adalah merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang
dilakukan secara ilmiah, sistematis, dan logis dalam rangka memahami dan
memecahkan suatu masalah. Sejalan dengan itu, Hidayat (2011) berpendapat bahwa
Penelitian adalah kegiatan yang menghasilkan suatu karya yang ditulis
berdasarkan kenyataan ilmiah, diperoleh sebagai hasil kajian kepustakaan maupun
penelitian lapangan (klinik dan laboratorium) yang dilakukan dari penemuan
masalah untuk dianalisis yang dapat menghasilkan suatu kesimpulan.
Melengkapi dua pendapat diatas, Sugiyono
(2011) mengatakan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurutnya, ada empat
kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitu: 1) cara ilmiah, 2) data, 3) tujuan,
dan 4) kegunaan tertentu.
Kegiatan penelitian itu,
lanjutnya, didasarkan pada ciri – ciri keilmuan yaitu: rasional, empiris, dan sistematis.
a.
Rasional: kegiatan penelitian itu dilakukan
dengan cara – cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
b.
Empiris: cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh
indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara – cara
yang digunakan.
c.
Sistematis: proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah – langkah tertentu yang logis.
2) Data
Data yang diperoleh melalui penelitian,
tambahnya, harus valid, reliabel, dan obyektif. Valid, maksudnya derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek,
dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Contoh:
Pada provinsi tertentu, misalnya,
terdapat 200 anak yang tidak lulus Ujian Nasional, sementara hasil penelitian
melaporkan jauh diatas 200 anak tidak lulus. Ini menunjukkan bahwa validitas
penelitian tersebut rendah.
Untuk mendapat data yang langsung
valid dalam penelitian sering sulit dilakukan. Oleh karena itu, data yang
terkumpul, sebelum diketahui validitasnya, diuji dulu melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas. Data yang valid pasti reliabel dan obyektif.
ü
Reliabel
berkenaan dengan derajat konsistensi /
keajegan data dalam interval waktu tertentu.
Contoh:
Pada hari pertama wawancara,
sumber data mengatakan bahwa jumlah murid yang tidak lulus Ujian Nasional
sebanyak 3000 orang, maka besok atau lusa atau kapanpun, jika ditanya kepada
sumber data akan tetap mengatakan 3000 orang.
ü
Obyektivitas
berkenaan dengan interpersonal agreement
(kesepakatan antar banyak orang).
Contoh:
Jika banyak orang yang menyatakan
bahwa kegagalan bangsa Indonesia membangun kualitas sumber daya manusia karena
lemahnya pendidikan, maka data tersebut adalah obyektif.
ü
Data yang reliabel
belum tentu valid.
Contoh:
Seorang Kepala Sekolah, misalnya,
menyatakan bahwa lulusan sekolahnya tidak banyak yang segera mendapat pekerjaan
karena mereka malas mencari informasi. Hal ini diucapkan berkali – kali /
secara konsisten tetapi berbohong, sehingga data tersebut terlihat reliabel
(konsisten) tetapi tidak valid. (Yang benar adalah murid tidak segera mendapat
pekerjaan karena lulusannya kurang kompeten. Sudah mendaftar berkali – kali
tetapi tidak lulus seleksi.)
ü
Data yang obyektif
juga belum tentu valid.
Contoh:
Misal 99% dari sekelompok orang
menyatakan bahwa murid A adalah paling malas di sekolah, dan 1% menyatakan
paling rajin. Padahal yang benar adalah justru yang hanya 1% yang menyatakan
bahwa A adalah murid yang paling rajin. Pernyataan kelompok tersebut terlihat
obyektif (disepakati 99 %) tetapi tidak valid.
3) Tujuan:
Selanjutnya, Sugiyono menekankan
bahwa setiap penelititan harus mempunyai tujuan
tertentu. Umumnya tujuan penelitian ada tiga macam, yaitu yang bersifat: penemuan, pembuktian, dan pengembangan.
a.
Penemuan:
berarti data yang diperoleh dari penelitian adalah data yang benar – benar
baru, yang sebelumnya belum pernah diketahui.
b.
Pembuktian:
berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu –
raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
c.
Pengembangan:
berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
4)
Kegunaan:
Sugiyono juga menekankan bahwa
penelitian itu harus berguna atau bermanfaat, sehingga hasilnya dapat bermanfaat
bagi kepentingan orang banyak. Menurutnya, secara umum data yang diperolah
melalui penelitian dapat digunakan untuk: memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
a.
Memahami masalah:
berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan
selanjutnya menjadi tahu.
Contoh:
Penelitian tentang sebab – sebab
mengapa setelah 60 tahun Indonesia merdeka, tetapi sumber daya manusia kita
kalah bersaing dengan Negara tetangga. Mengapa Negara kita yang kaya sumber
daya alam, tetapi sebahagian besar masyarakatnya hidup dalam suasana
kemiskinan?
b.
Memecahkan
masalah: berarti meminimalkan atau mengurangi timbulnya masalah.
Contoh:
Penelitian untuk menemukan model
pendidikan efektif yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia.
c. Mengantisipasi masalah: berarti
mengupayakan agar masalah tidak terjadi.
Contoh:
Penelitian yang bersifat
antisipasi masalah, misalnya, penelitian yang mencari cara agar setelah
pengumuman ujian atau kenaikan kelas, anak – anak tidak melakukan hura-hura di
jalan umum.
B. Pola Berpikir Ilmiah.
Dalam melakukan penelitian, pola
pikir yang digunakan adalah pola berpikir ilmiah. Pola berpikir ilmiah adalah
pola pemikiran yang digunakan dalam menarik kesimpulan terhadap hasil
pengkajian data dari lapangan. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, Nana
Sudjana (1992) mengidentifikasikan bahwa “Berpikir Ilmiah” itu adalah gabungan
dari dua pola berpikir, yakni berpikir “Deduktif” atau berpikir rasional dan
berpikir “Induktif” atau empiris.
Berpikir Deduktif.
Berpikir deduktif adalah menarik
kesimpulan dari pernyataan umum menjadi pernyataan yang lebih khusus.
Pernyataan umum tersebut menurut Sudjana, adalah teori-teori yang sudah mapan
dari berbagai bidang keilmuan. Dasar penarikan tersebut menggunakan penalaran
ratio, tidak perlu dibuktikan secara fakta, cukup menggunakan akal sehat atau
teori, postulat, atau anggapan dasar yang telah ada.
Contoh 1:
Semua makluk hidup akan mati
(pernyataan umum). Kucing adalah makluk hidup.
Kesimpulan: Kucing akan mati
(pernyataan khusus).
Contoh 2:
Semua benda padat akan memuai
jika dipanaskan (Pernyataan Umum).
Rel kereta api adalah benda padat
dan sedang dilewati kereta api.
Kesimpulan: Rel kereta api akan
memuai.
Contoh 3:
Semua ibu yang sedang hamil
mengalami mual dan muntah (Pernyataan Umum).
Ibu Rita sedang hamil.
Kesimpulan: Ibu Rita mengalami
mual dan muntah.
Nana Sudjana juga menyatakan
bahwa Berpikir Deduktif dapat pula menggunakan asumsi atau prasarat. Asumsi
atau prasarat ini digunakan sebagai dasar dalam menarik kesimpulan.
Contoh 4:
Jika (kata “jika” adalah prasarat
atau asumsi) setiap dosen Politeknik A diwajibkan membuat Satuan Acara
Perkuliahan (SAP) sebelum memulai mengajar, maka Bapak Anjar sebagai dosen pada
Politeknik tersebut juga wajib membuat SAP sebelum mengajar.
Mungkin ada yang ingin bertanya,
“Untuk apa kita berpikir deduktf ?” Hal ini dijawab oleh Nana Sudjana sebagai
berikut: “Berpikir deduktif digunakan untuk: (a) merumuskan atau menentukan
masalah penelitian dan (b) meramalkan
kemungkinan jawaban pemecahan masalah”.
Berpikir Induktif.
Selanjutnya, Nana Sudjana
mengatakan bahwa Berpikir Induktif adalah kebalikan dari Berpikir Deduktif.
Artinya menarik kesimpulan dari pernyataan khusus ke pernyataan umum.
Pernyataan khusus tersebut adalah gejala, fakta, data, informasi dari lapangan
dan bukan teori. Jika data atau fakta itu, menunjukkan kesamaan tertentu, dari
kesamaan itu dapat ditarik “kesimpulan” atau “generalisasi”.
Contoh1:
Kita mengamati dosen mangajar
pada lima Jurusan yang ada pada Politeknik A.
Sebagian besar dosen jurusan Teknik Informatika mengajar dengan
menggunakan metode diskusi kelompok. Dosen pada jurusan Akuntansi kebanyakan
menggunakan metode diskusi kelompok. Begitu pula sebagian besar dosen pada
jurusan Teknik Elektro menggunakan metode diskusi kelompok. Dosen pada jurusan
Mesin juga tidak ketinggalan, mereka menggunakan metode diskusi kelompok pada
saat mengajar. Dan yang terakhir, sebagian besar dosen pada jurusan Ilmu
Kesehatan juga menggunakan metode diskusi kelompok.
Demikian ditemukan fakta bahwa
sebagian besar dosen pada Politeknik A pada saat mengajar menggunakan metode
diskusi kelompok. Atas dasar atau fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa “Pada
umumnya dosen politeknik A pada saat mengajar menggunakan metode diskusi
kelompok”.
Riyanto (2011) mendukung pendapat
Nana Sudjana tersebut, dia bahkan memberikan contoh yang lebih tajam pada
konsep Berpikir Induktif.
Contoh 2 (Induksi
sempurna):
Setiap ibu hamil yang menderita anemia pada saat melahirkan
mengalami pendarahan. Kesimpulan: Semua ibu hamil yang menderita anemia pada
saat melahirkan mengalami pendarahan.
Contoh 3 (Induksi tidak sempurna):
Ibu Hamid sedang hamil mengalami mual dan muntah, Ibu Ana
juga hamil mengalami mual dan muntah, Ibu Laras juga hamil dan mengalami mual &
muntah. Kesimpulan: Semua ibu hamil akan mengalami mual dan muntah.
C. Jenis Metode Penelitian
Jenis penelitian secara umum
ditunjukkan pada gambar 1 berikut. Berdasarkan gambar tersebut, jenis
penelitian dapat dikelompokkan menurut: metode yang digunakan, kegunaan,
tujuan, tempat/sumber penelitian, area masalah, derajat kepastian jawaban, pendekatan/waktu,
bidang ilmu, hadirnya variabel, sifat dan jenis data, tarafnya, tingkat eksplanasi, caranya, dan
etika.
Gambar
1.1 Klasifikasi Jenis Penelitian
NO
|
KELOMPOK
|
JENIS
PENELITIAN
|
URAIAN
(PENGERTIAN)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Tujuan
|
Dasar (Basic research).
|
Penelitian dasar adalah
pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingin tahuan terhadap
hasil suatu aktivitas (Cooper dan Emory , 2007).
|
Terapan (Applied research)
|
Penelitian
terapan adalah p. yang menyangkut aplikasi teori untuk memecahkan masalah
tertentu (Carmines dan Zeller, 2005).
|
||
2
|
Metode
|
Survey
|
Penelitian
yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dikumpulkan
adalah data dari sampel yang di-ambil dari populasi tersebut sehingga
ditemukan kejadian-ke-jadian yang relative, distribusi, dan hubungan antar
variable sosiologis maupun psikologis (Sugiyono, 2011).
|
Ex Post Facto
|
Penelitian
yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi kemudian diruntut
kebelakang untuk mengetahui faktor factor yang menjadi penyebab kejadian
tersebut (Nasir dkk, 2011).
|
||
Experimen
|
Suatu
penelitian yang berusaha mencari pengaruh dari variabel tertentu terhadap
variabel yang lain dalam kondisi yang terkon-trol secara ketat. Variabel
independennya dimanipulasi oleh peneliti (Nasir dkk, 2011).
|
||
Naturalistik
|
Metode
penelitian ini sering disebut metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alami. Disini peneliti menjadi
instrumen kunci (Nasir dkk, 2011).
|
||
Kebijakan (Policy research)
|
Adalah
suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau ana-lisis terhadap
masalah-masalah social yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan
kepada pembuat keputusan agar dapat bertindak secara praktis dalam
menyelesaikan masalah (Nasir dkk, 2011).
|
||
Tindakan (Action Research)
|
Penelitian
yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga
biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat.
Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah: 1) situasi, 2) perilaku, 3)
organisasi, termasuk struktur, mekanisme kerja, iklim kerja, dan pranata
(Nasir dkk, 2011).
|
||
Sejarah
|
Penelitian
yang berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang
berlangsung dimasa lalu. Sumber data-nya bisa primer, yaitu orang yang
terlibat langsung dalam keja-dian dimasa lalu tersebut, atau sumber-sumber
dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan penelitian
sejarah adalah untuk merekonstruksi
kejadian-kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif, melalui
pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data sehingga diperoleh
fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan (Nasir dkk, 2011).
|
||
Studi kasus/ Eva-luasi.
|
Merupakan
bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu membandingkan suatu kejadian,
kegiatan, dan produk dengan standard an program yang telah ditetapkan (Nasir
dkk, 2011).
|
||
3
|
Tingkat
Explanasi
|
Deskriptif
|
Penelitian
Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan dengan variabel yang lain (Coover, dalam ).
|
Komparatif
|
Penelitian
Komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya
masih sama dengan penelitian variabel mandiri, tetapi untuk sampel yang lebih
dari satu atau dalam waktu yang berbeda (Nasir dkk, 2011)
|
||
Asosiatif
|
Penelitian
Asosiatif adalah merupakan penelitian yang bertu-juan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau le-bih (Nasir dkk, 2011).
|
||
4
|
Filsafat, Data dan
Analisis.
|
Kuantitatif
|
Metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positive-isme (fenomena itu dapat
diklasifikasikan, relative tetap, kon-krit, teramati, terukur, dan hubungan
gejala bersifat sebab aki-bat). Penelitian pada umumnya dilakukan pada
populasi atau sampel tertentu yang representative. Proses penelitian bersifat
deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah diguna-kan konsep atau teori
sehingga dapat dirumuskan hipotesis.
Hipotesis
tersebut diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk pengumpulan data
digunakan instrumen penelitian.
Data yang telah terkumpul selanjutnya
dianalisis secara kuan-titatif dengan menggunakan statistic deskriptif atau
inferensi- al, sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan ter-bukti
atau tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilaku-kan pada sampel yang
diambil secara random, sehingga ke-simpulan hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada popula-si dimana sampel tersebut diambil (Sugiyono,
2011).
|
Kualitatif
|
Metode
penelitian ini dinamakan metode postpositivistik kare-na berlandaskan pada
filsafat postpositivisme. Metode pene-litian ini sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting), disebut juga metode etnografi, karena pada awalnya metode
ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya.
Disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya
lebih bersifat kualitatif (Sugiyono, 2011).
|
||
Gabungan
|
Metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat pragmatis-me (kombinasi
positivisme dan postpositivisme) digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
yang alamiah maupun bu-tan (laboratorium) dimana peneliti dapat sebagai
instrument atau menggunakan instrument untuk pengumpulan data, teknik pengumpulan data dapat menggunakan tes,
kuisioner, dan tri-anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif
(kualita-tif), dan deduktif (kuantitatif), serta hasil penelitian kombina-si
dapat digunakan untuk memahami makna atau membuat ge-neralisasi (Sugiyono,
2011).
|
D. Proposal Penelitian Kuantitatif
Sugiyono (2011) dan Rianto ( 2011) sependapat bahwa sebelum
melakukan penelitian, peneliti sebaiknya membuat usulan rencara penelitian yang biasanya disebut “Proposal penelitian”. Ada dua manfaat proposal penelitian ini
yaitu: (1) Untuk memperoleh persetujuan dari pemberi dana penelitian. (2) Sebagai
pedoman bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Sistematika penelitian ini
sangat bervariasi dari satu lembaga ke lembaga yang lain, tetapi pada
prinsipnya substansinya sama.
Sugiyono mengusulkan model / contoh
format proposal penelitian kuantitatif tersebut adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.
B.
Identifikasi Masalah
C.
Batasan Masalah
D.
Rumusan Masalah.
E.
Tujuan Penelitian.
F.
Kegunaan Hasil Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS
A.
Deskripsi Teori
B.
Kerangka Berpikir
C.
Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Metode
B.
Populasi dan Sampel
C.
Instrumen Penelitian
D.
Teknik Pengumpulan Data
E.
Teknik Analisis Data
BAB IV ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
A.
Organisasi Penelitian
B.
Jadwal Penelitian
BAB V BIAYA YANG DIPERLUKAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar