Rabu, 21 November 2012

teori metode penelitian 1

A.    Pengertian Metode Penelitian

Penelitian, menurut Riyanto (2011) adalah merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan secara ilmiah, sistematis, dan logis dalam rangka memahami dan memecahkan suatu masalah. Sejalan dengan itu, Hidayat (2011) berpendapat bahwa Penelitian adalah kegiatan yang menghasilkan suatu karya yang ditulis berdasarkan kenyataan ilmiah, diperoleh sebagai hasil kajian kepustakaan maupun penelitian lapangan (klinik dan laboratorium) yang dilakukan dari penemuan masalah untuk dianalisis yang dapat menghasilkan suatu kesimpulan.

Melengkapi dua pendapat diatas, Sugiyono (2011) mengatakan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurutnya, ada empat kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitu: 1) cara ilmiah, 2) data, 3) tujuan, dan 4) kegunaan tertentu.
1)      Cara ilmiah:

Kegiatan penelitian itu, lanjutnya, didasarkan pada ciri – ciri keilmuan yaitu: rasional, empiris, dan sistematis.
a.       Rasional: kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara – cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
b.      Empiris: cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara – cara yang digunakan.
c.       Sistematis: proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah – langkah tertentu yang logis.

2)      Data
Data yang diperoleh melalui penelitian, tambahnya, harus valid, reliabel, dan obyektif.  Valid, maksudnya derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek, dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Contoh:
Pada provinsi tertentu, misalnya, terdapat 200 anak yang tidak lulus Ujian Nasional, sementara hasil penelitian melaporkan jauh diatas 200 anak tidak lulus. Ini menunjukkan bahwa validitas penelitian tersebut rendah.

Untuk mendapat data yang langsung valid dalam penelitian sering sulit dilakukan. Oleh karena itu, data yang terkumpul, sebelum diketahui validitasnya, diuji dulu melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas. Data yang valid pasti reliabel dan obyektif.

ü  Reliabel berkenaan dengan derajat konsistensi / keajegan data dalam interval waktu tertentu.
Contoh:
Pada hari pertama wawancara, sumber data mengatakan bahwa jumlah murid yang tidak lulus Ujian Nasional sebanyak 3000 orang, maka besok atau lusa atau kapanpun, jika ditanya kepada sumber data akan tetap mengatakan 3000 orang.

ü  Obyektivitas berkenaan dengan interpersonal agreement (kesepakatan antar banyak orang).
Contoh:
Jika banyak orang yang menyatakan bahwa kegagalan bangsa Indonesia membangun kualitas sumber daya manusia karena lemahnya pendidikan, maka data tersebut adalah obyektif.

ü  Data yang reliabel belum tentu valid.
Contoh:
Seorang Kepala Sekolah, misalnya, menyatakan bahwa lulusan sekolahnya tidak banyak yang segera mendapat pekerjaan karena mereka malas mencari informasi. Hal ini diucapkan berkali – kali / secara konsisten tetapi berbohong, sehingga data tersebut terlihat reliabel (konsisten) tetapi tidak valid. (Yang benar adalah murid tidak segera mendapat pekerjaan karena lulusannya kurang kompeten. Sudah mendaftar berkali – kali tetapi tidak lulus seleksi.)

ü  Data yang obyektif juga belum tentu valid.
Contoh:
Misal 99% dari sekelompok orang menyatakan bahwa murid A adalah paling malas di sekolah, dan 1% menyatakan paling rajin. Padahal yang benar adalah justru yang hanya 1% yang menyatakan bahwa A adalah murid yang paling rajin. Pernyataan kelompok tersebut terlihat obyektif (disepakati 99 %) tetapi tidak valid.

3)      Tujuan:
Selanjutnya, Sugiyono menekankan bahwa setiap penelititan harus mempunyai tujuan tertentu. Umumnya tujuan penelitian ada tiga macam, yaitu yang bersifat: penemuan, pembuktian, dan pengembangan.
a.       Penemuan: berarti data yang diperoleh dari penelitian adalah data yang benar – benar baru, yang sebelumnya belum pernah diketahui.
b.      Pembuktian: berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu – raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
c.       Pengembangan: berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.

4)      Kegunaan:
Sugiyono juga menekankan bahwa penelitian itu harus berguna atau bermanfaat, sehingga hasilnya dapat bermanfaat bagi kepentingan orang banyak. Menurutnya, secara umum data yang diperolah melalui penelitian dapat digunakan untuk: memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
a.       Memahami masalah: berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu.
Contoh:
Penelitian tentang sebab – sebab mengapa setelah 60 tahun Indonesia merdeka, tetapi sumber daya manusia kita kalah bersaing dengan Negara tetangga. Mengapa Negara kita yang kaya sumber daya alam, tetapi sebahagian besar masyarakatnya hidup dalam suasana kemiskinan?
b.      Memecahkan masalah: berarti meminimalkan atau mengurangi timbulnya masalah.
Contoh:
Penelitian untuk menemukan model pendidikan efektif yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
c.       Mengantisipasi masalah: berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.
Contoh:
Penelitian yang bersifat antisipasi masalah, misalnya, penelitian yang mencari cara agar setelah pengumuman ujian atau kenaikan kelas, anak – anak tidak melakukan hura-hura di jalan umum.
B.     Pola Berpikir Ilmiah.

Dalam melakukan penelitian, pola pikir yang digunakan adalah pola berpikir ilmiah. Pola berpikir ilmiah adalah pola pemikiran yang digunakan dalam menarik kesimpulan terhadap hasil pengkajian data dari lapangan. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, Nana Sudjana (1992) mengidentifikasikan bahwa “Berpikir Ilmiah” itu adalah gabungan dari dua pola berpikir, yakni berpikir “Deduktif” atau berpikir rasional dan berpikir “Induktif” atau empiris.

Berpikir Deduktif.
Berpikir deduktif adalah menarik kesimpulan dari pernyataan umum menjadi pernyataan yang lebih khusus. Pernyataan umum tersebut menurut Sudjana, adalah teori-teori yang sudah mapan dari berbagai bidang keilmuan. Dasar penarikan tersebut menggunakan penalaran ratio, tidak perlu dibuktikan secara fakta, cukup menggunakan akal sehat atau teori, postulat, atau anggapan dasar yang telah ada.
Contoh 1:
Semua makluk hidup akan mati (pernyataan umum). Kucing adalah makluk hidup.
Kesimpulan: Kucing akan mati (pernyataan khusus).

Contoh 2:
Semua benda padat akan memuai jika dipanaskan (Pernyataan Umum).
Rel kereta api adalah benda padat dan sedang  dilewati kereta api.
Kesimpulan: Rel kereta api akan memuai.

Contoh 3:
Semua ibu yang sedang hamil mengalami mual dan muntah (Pernyataan Umum).
Ibu Rita sedang hamil.
Kesimpulan: Ibu Rita mengalami mual dan muntah.

Nana Sudjana juga menyatakan bahwa Berpikir Deduktif dapat pula menggunakan asumsi atau prasarat. Asumsi atau prasarat ini digunakan sebagai dasar dalam menarik kesimpulan.  

Contoh 4:
Jika (kata “jika” adalah prasarat atau asumsi) setiap dosen Politeknik A diwajibkan membuat Satuan Acara Perkuliahan (SAP) sebelum memulai mengajar, maka Bapak Anjar sebagai dosen pada Politeknik tersebut juga wajib membuat SAP sebelum mengajar.

Mungkin ada yang ingin bertanya, “Untuk apa kita berpikir deduktf  ?”  Hal ini dijawab oleh Nana Sudjana sebagai berikut: “Berpikir deduktif digunakan untuk: (a) merumuskan atau menentukan masalah penelitian  dan (b) meramalkan kemungkinan jawaban pemecahan masalah”.

Berpikir Induktif.
Selanjutnya, Nana Sudjana mengatakan bahwa Berpikir Induktif adalah kebalikan dari Berpikir Deduktif. Artinya menarik kesimpulan dari pernyataan khusus ke pernyataan umum. Pernyataan khusus tersebut adalah gejala, fakta, data, informasi dari lapangan dan bukan teori. Jika data atau fakta itu, menunjukkan kesamaan tertentu, dari kesamaan itu dapat ditarik “kesimpulan” atau “generalisasi”.

Contoh1:              
Kita mengamati dosen mangajar pada lima Jurusan yang ada pada Politeknik A.  Sebagian besar dosen jurusan Teknik Informatika mengajar dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Dosen pada jurusan Akuntansi kebanyakan menggunakan metode diskusi kelompok. Begitu pula sebagian besar dosen pada jurusan Teknik Elektro menggunakan metode diskusi kelompok. Dosen pada jurusan Mesin juga tidak ketinggalan, mereka menggunakan metode diskusi kelompok pada saat mengajar. Dan yang terakhir, sebagian besar dosen pada jurusan Ilmu Kesehatan juga menggunakan metode diskusi kelompok.

Demikian ditemukan fakta bahwa sebagian besar dosen pada Politeknik A pada saat mengajar menggunakan metode diskusi kelompok. Atas dasar atau fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa “Pada umumnya dosen politeknik A pada saat mengajar menggunakan metode diskusi kelompok”.

Riyanto (2011) mendukung pendapat Nana Sudjana tersebut, dia bahkan memberikan contoh yang lebih tajam pada konsep Berpikir Induktif.

Contoh 2 (Induksi sempurna):
Setiap ibu hamil yang menderita anemia pada saat melahirkan mengalami pendarahan. Kesimpulan: Semua ibu hamil yang menderita anemia pada saat melahirkan mengalami pendarahan.

Contoh 3 (Induksi tidak sempurna):
Ibu Hamid sedang hamil mengalami mual dan muntah, Ibu Ana juga hamil mengalami mual dan muntah, Ibu Laras juga hamil dan mengalami mual & muntah. Kesimpulan: Semua ibu hamil akan mengalami mual dan muntah.
C.    Jenis Metode Penelitian

Jenis penelitian secara umum ditunjukkan pada gambar 1 berikut. Berdasarkan gambar tersebut, jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut: metode yang digunakan, kegunaan, tujuan, tempat/sumber penelitian, area masalah, derajat kepastian jawaban, pendekatan/waktu, bidang ilmu, hadirnya variabel, sifat dan jenis data,  tarafnya, tingkat eksplanasi, caranya, dan etika.

            Gambar 1.1 Klasifikasi Jenis Penelitian

NO
KELOMPOK
JENIS PENELITIAN
URAIAN (PENGERTIAN)
1
2
3
4
1
Tujuan
Dasar (Basic research).
Penelitian dasar adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingin tahuan terhadap hasil suatu aktivitas (Cooper dan Emory , 2007).
Terapan (Applied research)
Penelitian terapan adalah p. yang menyangkut aplikasi teori untuk memecahkan masalah tertentu (Carmines dan Zeller, 2005).

2
Metode
Survey
Penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dikumpulkan adalah data dari sampel yang di-ambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian-ke-jadian yang relative, distribusi, dan hubungan antar variable sosiologis maupun psikologis (Sugiyono, 2011).
Ex Post Facto
Penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi kemudian diruntut kebelakang untuk mengetahui faktor factor yang menjadi penyebab kejadian tersebut (Nasir dkk, 2011).
Experimen
Suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh dari variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkon-trol secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh peneliti (Nasir dkk, 2011).
Naturalistik
Metode penelitian ini sering disebut metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alami. Disini peneliti menjadi instrumen kunci (Nasir dkk, 2011).
Kebijakan (Policy research)
Adalah suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau ana-lisis terhadap masalah-masalah social yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan agar dapat bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah (Nasir dkk, 2011).
Tindakan (Action Research)
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat. Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah: 1) situasi, 2) perilaku, 3) organisasi, termasuk struktur, mekanisme kerja, iklim kerja, dan pranata (Nasir dkk, 2011).
Sejarah
Penelitian yang berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung dimasa lalu. Sumber data-nya bisa primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam keja-dian dimasa lalu tersebut, atau sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan penelitian sejarah  adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data sehingga diperoleh fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan (Nasir dkk, 2011).


Studi kasus/ Eva-luasi.
Merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu membandingkan suatu kejadian, kegiatan, dan produk dengan standard an program yang telah ditetapkan (Nasir dkk, 2011).

3
Tingkat Explanasi
Deskriptif
Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Coover, dalam ).
Komparatif
Penelitian Komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan penelitian variabel mandiri, tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda (Nasir dkk, 2011)
Asosiatif
Penelitian Asosiatif adalah merupakan penelitian yang bertu-juan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau le-bih (Nasir dkk, 2011).

4
Filsafat, Data dan Analisis.
Kuantitatif
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positive-isme (fenomena itu dapat diklasifikasikan, relative tetap, kon-krit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab aki-bat). Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representative. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah diguna-kan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis.
Hipotesis tersebut diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk pengumpulan data digunakan instrumen penelitian.

 Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuan-titatif dengan menggunakan statistic deskriptif atau inferensi- al, sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan ter-bukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilaku-kan pada sampel yang diambil secara random, sehingga ke-simpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada popula-si dimana sampel tersebut diambil (Sugiyono, 2011).


Kualitatif
Metode penelitian ini dinamakan metode postpositivistik kare-na berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode pene-litian ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut juga metode etnografi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya. Disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif (Sugiyono, 2011).


Gabungan
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat pragmatis-me (kombinasi positivisme dan postpositivisme) digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah maupun bu-tan (laboratorium) dimana peneliti dapat sebagai instrument atau menggunakan instrument untuk pengumpulan data, teknik  pengumpulan data dapat menggunakan tes, kuisioner, dan tri-anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif (kualita-tif), dan deduktif (kuantitatif), serta hasil penelitian kombina-si dapat digunakan untuk memahami makna atau membuat ge-neralisasi (Sugiyono, 2011).


D.    Proposal Penelitian Kuantitatif

Sugiyono (2011) dan  Rianto ( 2011) sependapat bahwa sebelum melakukan penelitian, peneliti sebaiknya membuat usulan rencara penelitian  yang biasanya disebut “Proposal penelitian”.  Ada dua manfaat proposal penelitian ini yaitu: (1) Untuk memperoleh persetujuan dari pemberi dana penelitian. (2) Sebagai pedoman bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Sistematika penelitian ini sangat bervariasi dari satu lembaga ke lembaga yang lain, tetapi pada prinsipnya substansinya sama.

Sugiyono mengusulkan model / contoh format proposal penelitian kuantitatif tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I             PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.
B.     Identifikasi Masalah
C.     Batasan Masalah
D.    Rumusan Masalah.
E.     Tujuan Penelitian.
F.      Kegunaan Hasil Penelitian

BAB II                        LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A.    Deskripsi Teori
B.     Kerangka Berpikir
C.     Hipotesis

BAB III          METODE PENELITIAN
A.    Metode
B.     Populasi dan Sampel
C.     Instrumen Penelitian
D.    Teknik Pengumpulan Data
E.     Teknik Analisis Data

BAB IV          ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
A.    Organisasi Penelitian
B.     Jadwal Penelitian

BAB V            BIAYA YANG DIPERLUKAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar