A.
Pengertian Semen
Semen
adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang
memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral lain menjadi suatu massa yang
padat. Pengertian ini dapat diterapkan untuk banyak jenis bahan semen yang
biasa digunakan untuk konstruksi beton untuk bangunan. Secara kimia semen
dicampur dengan air untuk dapat membentuk massa yang mengeras, semen semacam
ini disebut semen hidrolis atau sering disebut juga semen portland.
Massa jenis
semen yang diisyaratkan oleh ASTM adalah 3,15 gr/cm3, pada kenyataannya massa
jenis semen yang diproduksi berkisar antara 3,03 gr/cm3 sampai 3,25 gr/cm3.
Variasi ini akan berpengaruh proporsi campuran semen dalam campuran. Pengujian
massa jenis ini dapat dilakukan menggunakan Le Chatelier Flask menurut
standar ASTM C 348-97.
B. Komposisi Bahan Baku Semen
·
Batu
gamping
Batu gamping
dengan kadar CaCO3 antara 80%-85% sangat baik sebagai bahan baku semen
karena lebih mudah dig
iling untuk menjadi homogen.Batu gamping sebagai bahan baku utama semen harus memenuhi syarat kimiawi tertentu :
1. CaO = 49% - 55%
2. Al2O3 + Fe2O3 = 5% -
12%
3. SiO2 = 1% - 15%
4. MgO = < 5%
Faktor
kejenuhan batu gamping yang baik yaitu lebih dari 1,02 dan tidak boleh kurang
dari 0,66. Faktor kejenuhan (Fk) dihitung dengan memakai persamaan sebagai
berikut :
Faktor kejenuhan (Fk) =
(% CaO) + 0,7 (% SiO2)
2,8(%SiO2)+1,2(%Al2O3)+0,65(%Fe2O3)
·
Batu
lempung
Batu lempung
yang akan dipakai sebagai bahan baku semen sebaiknya mempunyai kadar SiO2 lebih
besar dari 70% dan Al2O3 lebih kecil dari 10%. Kedua unsur
pembentuk batu lempung ini berfungsi sebai bahan pengoreksi. Jika kadar
Fe2O3 dalam
batu lempung lebih kecil dari 10% maka perlu memakai bahan pengoreksi yaitu
berupa pasir besi.
·
Gipsum
Gipsum
(CaSO4 2H2O)
dipergunakan sebagai bahan tambahan (additve material) pada
pembuatan semen portland dengan jumlah antara 4%-6%. Fungsi gipsum disini
sebagai redater, yaitu bahan yang dapat mengendalikan waktu pengerasan
semen dan juga untuk menentukan kualitas semen. Komposisi kimia gipsum untuk
bahan baku semen portland disyaratkan sebagai berikut :
1. CaO = 30% - 35%
(sekitar 2/3 dari berat minimum SO3)
2. SO3 = 40% - 45%
3. H2O = 15% - 25%
4. Garam Mg dan Na = 0,1 %
5. Hilang pijar = 9%
6. Ukuran partikel = 95% (-14 mesh)
·
Pasir
kuarsa
Dalam
industri semen pasir kuarsa dipakai sebagai bahan koreksi bersama pasir
besi, pyrite, bauxite, laterit atau kaolin. Komposisi kimia yang disyaratkan
adalah sebagai berikut :
1. Kadar SiO2 = 95 %
- 99 %
2. Kadar Al2O3 = 3 %
- 4 %
3. Kadar Fe2O3 = 0 %
- 1 %
·
Pasir
besi
Pasir besi
termasuk pada bahan korektif bersama pasirkuarsa. Untuk bahan baku semen
portland komposisi pasir besi harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. SiO2 = 30% - 45%
2. Fe2O3 = 20% - 35%
3. TiO2 = 1% - 3%
4. CaO = 7% - 10%
5. H2O = 0% - 1%
C. Jenis Semen
C. Jenis Semen
1.
Semen Abu atau semen Portland adalah bubuk/bulk berwarna
abu kebiru-biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar
kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi Semen
ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester. Semen ini berdasarkan
prosentase kandungan penyusunannya terdiri dari 5 tipe, yaitu tipe I sampai
tipe V.
2.
Semen Putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari
semen abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing),
seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan
utama kalsit (calcite) limestone murni.
3.
Oil Well Cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang
digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat
maupun di lepas pantai.
4.
Mixed & Fly Ash Cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan
(fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil
sampingan dari pembakaran batubara yang mengandung amorphous silica,
aluminium oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam variasi jumlah. Semen
ini digunakan sebagai campuran untuk membuat beton, sehingga menjadi lebih
keras.
Jenis
semen SNI
Jenis
semen
|
|
No.SNI
|
Nama
|
SNI 15-0129-2004
|
Semen portland putih
|
SNI 15-0302-2004
|
Semen portland pozolan /
Portland Pozzolan Cement (PPC)
|
SNI 15-2049-2004
|
Semen portland /
Ordinary Portland Cement (OPC)
|
SNI 15-3500-2004
|
Semen portland campur
|
SNI 15-3758-2004
|
Semen masonry
|
SNI 15-7064-2004
|
Semen portland komposit
|
Pabrik Semen Di Indonesia dengan mutu Internasional
·
PT.Semen Baturaja Persero (Semen Baturaja)
·
PT.Semen Padang (Semen Padang)
·
PT.Semen
Bosowa (Semen Bosowa)
·
PT.Semen
Andalas (Semen Andalas)
·
PT.Holcim
Indonesia
·
PT.Semen
Tonasa (Semen Tonasa)
·
PT.Semen Kupang (Semen
Kupang)
D. Proses
produksi semen
Proses
pembuatan semen dapat dibedakan menurut :
1. Proses
basah
Pada
proses basah semua bahan baku yang ada dicampur dengan air, dihancurkan dan
diuapkan kemudian dibakar dengan menggunakan bahan bakar minyak, bakar (bunker
crude oil). Proses ini jarang digunakan karena masalah keterbatasan energi
BBM.
2. Proses
kering
Pada
proses kering digunakan teknik penggilingan dan blending kemudian
dibakar dengan bahan bakar batubara. Proses ini meliputi lima tahap pengelolaan
yaitu :
1.
Proses pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryer dan roller
meal.
2. Proses pencampuran (homogenizing raw meal) untuk
mendapatkan campuran yang homogen.
3. Proses pembakaran raw meal untuk
menghasilkan terak (clinker : bahan setengah jadi yang dibutuhkan untuk
pembuatan semen).
4.
Proses pendinginan terak.
5.
Proses penggilingan akhir di mana clinker dan gypsum digiling
dengan cement mill.
Dari proses pembuatan semen di atas akan terjadi
penguapan karena pembakaran dengan suhu mencapai 900 derajat Celcius sehingga
menghasilkan : residu (sisa) yang tak larut, sulfur trioksida, silika yang
larut, besi dan alumunium oksida, oksida besi, kalsium, magnesium, alkali,
fosfor, dan kapur bebas.
Secara
singkat, proses dari pembuatan semen ini adalah semua bahan mentah dicampurkan,
bahan-bahan mentah ini harus bebas debu. Debu yang dihasilkan dari bahan mentah
ini akan ditangkap oleh penangkap debu, agar debu-debu tersebut tidak mencemari
udara. Bahan-bahan ditampung. Setelah ditampung, bahan-bahan ini kemudian
dimasukkan ke dalam suspensi preheater. Suspensi preheater ini berfungsi untuk
memanaskan dengan cara menyemprotkan udara panas. Kemudian bahan-bahan
dimasukkan ke dalam rotary kiln (oven besar yang berputar) dan dibakar pada
suhu ± 1400º C sehingga menghasilkan butiran-butiran kecil berwarna hitam yang
disebut clinker (bahan setengah jadi). Clinker kemudian ditampung di
dalam clinker silo. Dari clinker silo kemudian dimasuk ke dalam semen mill.
Semen mill ini adalah suatu tempat dimana terjadi proses pencampuran dengan
gipsum. Setelah dari semen mill, masuk ke dalam semen silo. Tahap akhir dari
proses pembuatan semen ini adalah pengepakan, yang selanjutnya semen akan di
distribusikan ke pasaran.
Pada tahun 1796
penemuan ini kembali dikembangkan oleh James Parker dari Norhfleed, Inggris. Ia
mengembangkan campuran yang telah ditemukan oleh Jon, perbedaan dari campuran
yang di temukan Jon, batu kapur yang digunakan James sebagai capuran adalah
batu kapur yang mengandung lempung. Sedangkan teknik yang di gunakannya sama
dengan yang di lakukan Jon.
E.
DAMPAK INDUSTRI SEMEN TERHADAP
LINGKUNGAN
Berdasarkan bahan baku dan bahan bakar yang digunakan
serta proses produksi, industri semen menyebabkan dampak lingkungan sebagai
berikut :
a) Lahan
Penurunan kualitas kesuburan tanah akibat penambangan
tanah liat. Perubahan tata-guna tanah akibat kegiatan penebangan dan penyerapan
lahan serta pembangunan fasilitas lainnya, menyebabkan penurunan kapasitas air
tanah yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kuantitas air sungai di
sekitarnya. Hal ini akan menyebabkan keimbangan lingkungan setempat.
b) air
Kualitas
air menurun akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk minyak dan sisa air
dari kegiatan penambangan. Menimbulkan lahan kritis yang mudah terkena erosi
dan pendangkalan dasar sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan banjir pada
musim hujan.
Kuantitas
air atau debit air menjadi berkurang karena hilangnya vegetasi pada suatu lahan
akan mengakibatkan penyerapan air hujan oleh tanah di tempat itu berkurang,
sehingga persediaan air tanah menipis. Sungai menjadi kering pada musim kemarau
dan banjir pada musim hujan karena tanah tidak mampu lagi menyerap air.
c) Udara
Debu
yang dihasilkan pada waktu pengadaan bahan baku dan selama proses pembakaran
dan debu yang dihasilkan selama pengangkutan bahan baku ke pabrik dan bahan
jadi ke luar pabrik, termasuk pengantongannya. Debu yang secara visual terlihat
di kawasan pabrik dalam bentuk kabut dan kepulan debu menimbulkan pencemaran
udara serius. Suhu udara di sekitar pabrik naik. Gas yang dihasilkan oleh
pembakaran bahan bakar minyak bumi dan batu bara, berupa gas CO, CO2, SO2 dan
gas lainnya yang mengandung hidrokarbon dan belerang.
1.
Semen
Portland
a. Pengertian
Semen
portland ialah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terdiri dari
silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dan gips sebagai bahan
pembantu.Semen portland merupakan bahan ikat yang sangat penting dan banyak
digunakan dalam pembangunan fisik bangunan.
Fungsi
semen ialah untuk bereaksi dengan air sedangkan pasta semen berfungsi untuk
merekatkan butir-butir agregat agar terjadi suatu massa yang homogen/padat,
selain itu pasta semen juga untuk mengisi ronga-ronga diantara butir-butir
agregat.
b. Sejarah
Semen pertama kali ditemukan di zaman
Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu
lantas dinamai pozzuolana. Meski sempat populer di zamannya, nenek
moyang semen made in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya
Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100 - 1500 M) resep ramuan pozzuolana
sempat menghilang dari peredaran. Sebelum semen yang kita kenal ditemukan,
adukan perekat pada bangunan di buat dari kapur padam, pozolan dan agregat
(campuran ini sering disebut semen alam).Campuran perekat tersebut tidaklah
terlalu kuat, tapi tergantung pula pada sifat pozolan yang di gunakan sebagai
bahan perekat. Pozolan adalah bahan yang terbentuk oleh debu dari letusan
gunung berapi. Kapur hidrolis pertama kali ditemukan oleh seorang sarjana sipil
yang bernama Jon Smeaton pada tahun 1756. Pada saat itu ia bertugas untuk
merehabilitasi menara api yang terletak di Eddystone. Ia mencoba menggabungkan
kapur padam dan tanah liat. Kemudian campuran itu ia bakar. Setelah mengeras,
bongkahan campuran tersebut di tumbuk hingga menjadi tepung. Yang mana tepung
tesebut dapat digunakan kembali dan dapat mengeras di dalam air. Mulai dari
percobaan inilah sifat-sifat kapur hidrolis mulai di kenal. Namun perkembangan
bahan yang ia temukan masihlah lambat dibandingkan campuran kapur padam biasa.
Jhon Smeaton
|
Pada tahun 1800 produk yang
dikembangkan James berkembang pesat, sehingga produknya di beri nama semen
roman. Namun perkembangan tersebut hanya bertahan hingga tahun 1850. Di Inggris
tukang batu yang bernama Joseph Aspdin dari kota Leeds, mencampurkan kapur
padam dengan tanah liat, kemudian ia bentuk jadi gumpalan. Lalu di bakar dengan
suhu kalsinasi (suhu dimana kapur dapat meleleh) dan setelah itu di tumbuk
hingga menjadi tepung. Ketika bahan campuran tersebut mengeras, warna dari
bahan berubah menjadi abu-abu. Warna tersebut menyerupai bebatuan di wilayah
Portland, maka Joseph memberi nama hasil temuannya sebagai Semen Portland.
Tanggal 21 october 1824, semen Portland Joseph mendapat hak paten dari raja
Inggris. Walau pun demikian ia tetap merahasiakan bahan campuran yang ia
temukan, dan ia tidak memproduksinya secara masal. Setelah ia wafat,
pengembangan dan pemasaran secara masal semen ini di teruskan oleh anaknya yang
bernama William Joseph di Jerman. Tahun 1877 jerman melakukan penilitian lebih lanjut
terhadap semen Portland, hingga membentuk asosiasi pengusaha dan ahli semen. 30
tahun kemudian asosiasi tersebut menyebar hingga ke Inggris dan di Inggris
Standard dari semen dibuat.
c. Cara
Pembuatan Semen Portland
Semen
Portland dibuat dengan melalui beberapa langkah, sehingga sangat halus dan
memiliki sifat adhesive maupun kohesif. Semen diperoleh dengan membakar secara
bersamaan suatu campuran dari Calcereous (yang mengandung kalsium karbonat atau
batu gamping) dan argillaceous (yang mengandung alumina) dengan perbandingan
tertentu.
Secara
mudahnya langkah-langkah pembuatannya:
1.
Kandungan
semen portland berupa kapur, silica dan alumina, sebagai bahan dasar
2.
Ketiga
bahan dasar tadi dicampur dan dibakar dengan suhu 1550°C dan menjadi klinker
3.
Kemudian
dikeluarkan, didinginkan dan dihaluskan sampai halus seperti bubuk
4.
Biasanya
ditambah gips atau kalsium sulfat (CaSO4) kira-kira 2 sampai 4
persen sebagai bahan pengontrol waktu pengikatan
5.
Kemudian
dimasukkan kedalam kantong dengan berat masing-masing kantong 40 Kg atau 50 Kg
untuk segera dipasarkan.
d. Sifat-Sifat
Semen Portland
·
susunan kimia
OKSIDA
|
PERSEN
|
Kapur
(CaO)
|
60
– 65
|
Silika
(SiO2)
|
17
– 25
|
Alumina
(Al2O3)
|
3
– 8
|
Besi
(Fe2O3)
|
0,5
– 6
|
Magnesium
(MgO)
|
0,5
– 4
|
Sulfur
(SO3)
|
1
– 2
|
Soda/Potash
(Ma2O + 2O)
|
0,5
– 1
|
Walaupun
komplek, namun pada dasarnya dapat disebutkan 4 senyawa yang paling penting
keempat senyawa tersebut ialah :
Trikalsium silikat (C3S) atau 3CaO.SiO2
Dikalsium silikat (C2S) atau 2CaO.SiO2
Trikalsium aluminat (C3A) atau 3CaO.Al2O3
Tetrakalsium aluminofert (C4AF) atau 4CaO.Al2O3.Fe2O3.
1) hidrasi
semen
Proses
Hidrasi berlangsung bilamana semen bersentuhan air dengan arah dari luar ke
dalam, maksudnya hasil hidrasi mengendap dibagian luar dan inti semen yang
belum terhidrasi di bagian dalam secara bertahap terhidrasi sehingga volumenya
mengecil. Proses permulaan Hidrasi tersebut berlangsung lambat, antara 2-5 jam
yang disebut (periode induksi atau aktif) sebelum mengalami percepatan setelah
kulit permukaan pecah. Pada tahap hidrasi berikutnya, pasta semen menjadi gel
(butirannya sangat halus hasil hidrasi, memiliki luas permukaan yang amat
besar)
2) kekuatan
pasta semen dan jumlah air yang dipakai
Kekuatan
pasta semen yang telah mengeras tergantung pada jumlah air yang dipakai waktu
proses Hidrasi berlangsung. Pada dasarnya jumlah air yang diperlukan oleh
proses hidrasi hanya kira-kira 25 persen dari berat semennya, penambahan jumlah
air akan mengurangi kekuatan setelah mengeras. Akan tetapi, kelebihan air
(pelumas) tersebut juga akan mengakibatkan pasta berpori lebih banyak.
3) sifat
fisik semen
Semen portland
yang dipakai untuk beton harus mempunyai kualitas tertentu yang telah
ditetapkan agar dapat berfungsi secara efektif, pemeriksaan secara berkala
perlu dilakukan baik yang masih berbentuk bubuk kering maupun pasta semen yang
sudah keras, juga betonnya yang dibuat dari semen tersebut.ada sifat-sifat
semen yang penting, yaitu;
a) kehalusan
butiran
Reaksi
antara semen dan air dimulai dari permukaan butir-butir semen, sehingga semakin
luas permukaan butir-butir semen (dari berat semen yang sama) maka makin cepat
proses hidrasinya. Secara umum, semen yang berbutir halus meningkatkan kohesi
beton segar (fresh concrete) dan dapat pula mengurangi bleeding, akan tetapi menambah kecenderungan beton untuk menyusut
lebih banyak dan mempermudah terjadinya retak susut.
b) Waktu
ikatan
Semen
jika dicampur dengan air membentuk gel yang secara bertahap menjadi kurang plastis,
dan akhirnya menjadi keras. Pada proses ini tahap pertama dicapai ketika pasta
semen cukup kaku untuk menahan suatu tekanan. Waktu untuk mencapai tahap ini
disebut waktu ikatan. Waktu ikatan terbagi 2 yaitu;
a.
Waktu
ikatan awal ialah waktu dari saat pencampuran semen dan air sampai saat
kehilangan sifat keplastisannya.
b.
Waktu
ikatan akhir ialah waktu mencapai pastanya menjadi masa yang keras.
Pada
semen portland biasa, waktu ikatan awal tidak boleh kurang dari 60 menit dan
waktu ikatan akhir tidak boleh lebih dari 480 menit (8 jam)
e.Jenis-Jenis
Semen Portland
Perbedaan
komposisi kimia semen yang dilakukan dengan cara mengubah persentase 4 komponen
utama semen dapat menghasilkan beberapa jenis semen sesuai dengan tujuan
pemakaiannya.Sesuai dengan tujuan pemakaiannya, semen portland di Indonesia
dibagi menjadi 5 jenis, yaitu:
a.
Jenis
I : Untuk konstruksi pada umumnya, dimana
tidak diminta persyaratan khusus
seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis
sebelumnya.
b.
Jenis
II : Unutk konstruksi umumnya terutama
sekali bila disyaratkan agak tahan
terhadap sulfat dan panas hidrasi yang sedang.
c.
Jenis
III : Untuk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan kekuatan awal
tinggi.
d.
Jenis
IV : Unutk konstruksi-konstruksi yang persyaratannya panas hidrasi yang rendah.
e.
Jenis
V : Unutk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan sangat tahan
terhadap sulfat.
f. Sifat
Pozzolan
Menurut
Neville (1998), sifat pozzolan adalah sifat yang dimiliki bahan-bahan yang
mengandung senyawa silika dan alumina. Sebenarnya bahan tersebut tidak memiliki
sifat seperti semen. Namun apabila bahan tersebut digiling hingga halus dan
dicampur dengan klinker di finish mill untuk membentuk semen dan kemudian semen
tersebut bereaksi dengan air maka akan membentuk senyawa CSH dan CAH. Sehingga
bahan pozzolan tersebut akan mempunyai sifat seperti semen. Reaksinya yaitu
senyawa silika dan alumina akan mengikat senyawa Ca(OH)2 untuk membentuk
senyawa CSH dan CAH :
C3S +
H2O ==> CSH dan Ca(OH)2
C2S +
H2O ==> CSH dan Ca(OH)2
Ca(OH)2
+ H2O + SiO2 ==> CSH
Ca(OH)2
+ H2O + Al2O3 ==> CAH
Bahan
pozzolan terbagi menjadi 2 yaitu pozzolan alam dan pozzolan buatan. Bahan
pozzolan alam contohnya yaitu trass, sedangkan bahan pozzolan buatan contohnya
yaitu fly ash.
g. Persyaratan
Semen Portland
Semen
portland standar harus memenuhi persyaratan kimia maupun fisika, hal tersebut
dapat dijabarkan dalam bentuk tabel, seperti:
PERSYARATAN
KIMIA SEMEN PORTLAND
URAIAN
|
JENIS SEMEN PORTLAND
|
||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
|
-
Magnesium Oksida
Mgo Maks. % Berat
-
Belerang Trioksida,
So3 Maks.
%Berat:
a. Bila C3 A 8%
b. Bila C3 A 8%
-
Hilang Pijar Maks. % Berat
-
Bagian Tidak Larut Maks. %Berat
-
Alkali Sebagai Nao2, Maks. % Berat *)
-
Trikalsium Silikat, C3s, Maks. % Berat **)
-
Dikalsium Siliat C2s, Mn. % Berat **
-
Tetrakalsium
-
Aluminat, C3a, Ma. % Berat **)
-
Tetrakalsium Aluminoferit Ditambah 2x Trikalsium Aluminat (C4AF
+ 2C3AF) atau kadar larutan padat (C4AF + C2AF),
maks. % berat **)
-
Jumlah Trikalsium Silikat dan Trikalsium Aluminat (C3S
+ C3A), maks. % berat
|
5,0
3,0
3,5
3,0
1,5
0,6
-
-
-
-
-
|
5,0
3,0
-
3,0
1,5
0,6
-
-
8
-
58
|
5,0
3,5
4,5
3,0
1,5
0,6
-
-
15
-
-
|
35
45
7
-
-
|
5,0
2,3
-
3,0
1,5
0,6
-
-
5
20
-
|
Persyaratan
fisika semen portland
URAIAN
|
JENIS SEMEN PORTLAND
|
||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
|
-
Kehalusan sisa diatas ayakan 0,09mm maks. % berat dengan alat
Blaine, luas permukaan tiap satuan berat semen, min m2/g
-
Waktu pengikatan dengan alat Vicat: *)
awal, min. Menit
akhir, min. Jam
-
Waktu pengikatan dengan alat Gillmore: *)
awal, min.
Menit akhir, min. Jam
-
Kekekalan :
Pemuaian dalam Otoklaf %
maks
-
Kekuatan tekan, min. Kgf/cm2 untuk umur uji:
1 hari
1 + 2 hari
1 + 6 hari
1 + 27 hari
-
Pengkatan semen (false set) penetrasi akhir, % maks
-
Panas Hidrasi, maks. Kal/g
7hari 28
hari
-
Pemuaian karena sulfat **) 14 hari, % maks.
|
10
280
60
8
10
0,8
-
12
200
-
50
-
-
-
|
10
280
60
8
10
0,8
-
100
175
-
50
70
80
-
|
10
280
60
8
10
0,8
125
250
-
-
50
-
-
-
|
10
280
60
8
10
0,8
-
-
70
175
50
60
70
-
|
10
280
60
8
10
0,8
-
85
150
210
50
-
-
0,045
|
Keterangan:
*) bila tidak ditentukan, maka yang
berlaku adalah penentuan memakai alat Vicat.
**) bila syarat ini diminta, maka syarat C4AE
+ C2F tidak perlu dilakukan
2. Semen
Portland Pozolan
Semen
portland pozolan adalah suatu semen hidrolis yang terdiri dari campuran yang
homogen antara semen Portland dengan pozolan halus, yang di produksi dengan
menggiling klinker semen portland dan pozolan bersama-sama, atau mencampur
secara merata bubuk semen portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan antara
menggiling dan mencampur, dimana kadar pozolan 6 % sampai dengan 40 % massa
semen portland pozolan.
Pozolan adalah bahan
yang mengandung silika atau senyawanya dan alumina, yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen, akan tetapi
dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air, senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium
hidroksida pada suhu kamar membentuk
senyawa yang mempunyai sifat seperti semen.
1. Jenis
dan penggunaan
1) Jenis IP-U yaitu semen portland
pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan pembuatan adukan beton.
2) Jenis IP-K yaitu semen portland
pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan pembuatan adukan beton,
semen untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi sedang.
3) Jenis P-U yaitu semen portland pozolan
yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton dimana tidak disyaratkan kekuatan
awal yang tinggi.
4) Jenis P-K yaitu semen porland pozolan
yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton dimana tidak disyaratkan kekuatan
awal yang tinggi, serta untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi rendah
2.
Syarat mutu
1)
Persyaratan kimia dan
fisika semen portland pozolan jenis IP-U dan IP-K harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
2)
Syarat kimia dan
fisika semen portland pozolan jenis P-U dan P-K harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
3. Cara uji
·
Uji
kimia
Pengujian
magnesium oksida, sulfur trioksida dan hilang pijar.
·
Uji
fisika
Pengujian
kehalusan dengan alat blaine atau turbidimeter, pengikatan dengan jarum vicat,
kekekalan bentuk dengan autoclave, kuat tekan, panas hidrasi dan kandungan
udara mortar.
·
Syarat
lulus uji
Semen portland pozolan dinyatakan
tidak lulus uji apabila:
a) Semen gagal memenuhi salah satu
syarat mutu seperti yang dicantumkan pada butir 5.
b) Semen gagal memenuhi salah satu
syarat mutu seperti yang dicantumkan pada butir 5 setelah dilakukan uji ulang.
c) Kekurangan berat lebih dari 2% dari
berat yang dicantumkan, baik dalam setiap kemasan maupun berat rata-rata dari
setiap kemasan maupun berat rata-rata dari setiap
pengiriman yang diwakili oleh
penimbangan 50 kemasan yang diambil secara acak.
CATATAN : Uji ulang dapat dilakukan pada sisa
semen didalam penyimpanan pada silo yang akan dikirim selama periode lebih dari
6 bulan.
4.
Pengemasan
Semen
portland pozolan dapat diperdagangkan dalam bentuk curah maupun kemasan.Apabila
tidak ada ketentuan lain, semen dikemas dalam kantong dengan berat netto 40 kg untuk
setiap kantong. Untuk semen curah, kontainer atau wadah harus kedap air yang
dibuat sedemikian rupa sehingga bagian dalam mudah diperiksa. Kontainer atau
wadah harus dilengkapi dengan alat penyalur untuk mengeluarkan semen.
5.
Syarat penandaan
Pada kemasan sekurang-kurangnya
dicantumkan nama:
a) Tulisan ”Semen portland pozolan”.
b) Kode dan jenis.
c) Merk/tanda dagang.
d) Nama perusahaan.
e) Berat netto.
Untuk semen portland pozolan curah,
penandaan dicantumkan pada dokumen pengiriman.
6.
Penyimpanan dan transportasi
a) Semen ketika disimpan maupun di transportasikan
harus dijaga sedemikian rupa
sehingga mudah untuk dilakukan
inspeksi dan identifikasi.
b) Semen curah disimpan dalam
bangunan/penyimpanan yang kedap terhadap cuaca
sehingga akan melindungi semen dari
kelembaban dan menghindari terjadinya
penggumpalan semen pada saat
penyimpanan dan transportasi.
c) Penyimpanan maupun transportasi
semen dalam kantong dilakukan sedemikian rupa
sehingga terhindar dari pengaruh
cuaca.
3.
Semen Pozolan Kapur
a. Pengertian
Semen
prozolan kapur adalah suatu bahan pengikat hidrolis yang dibuat dengan Menggiling
bersama suatu bahan pozolan dengan kapur padam atau yang dibuat dengan mengaduk
secara cermat dan merata suatu bahan pozolan halus dengan kapur padam.
Kapur pardam : adalah hasil pemadaman
kapur- tohor( kapur tohor adalah kapur tohor yang telah bersenyawa dengan air dan
membentuk suatu hidrat ) .
b. Tujuan penggunaan
Semen
pozolan kapur dapat dipakai untuk adukan,plesteran dan beton dengan mutu
setinggi-tingginya.
c. Cara pembuatan
1. Bahan baku
a. Pozolan
·
bahan
pozolan yang dipakai dalam pembuatan semen pozolan kapur dapat berupa bahan
pozolan alam seperti tras atau bahan pozolan buatan seperti semen merah.
·
Bahan
pozolan yang dipakai dalam pembuatan semen pozolan kapur harus memenuhi syarat
–syarat peraturan trass dan semen merah Indonesia NI-20
b. Kapur padam
·
Kapur
padam yang dipakai dalam pembuatan semen pozolan kapur harus memenuhi syarat
–syarat Peraturan kapur sebagai bahan bangunan Indonesia (NI-7)
·
Dalam
pembuatan semen pozolan kapur dapat ditambahkan bahan-bahan lain sepanjang
tidak mengurangi mutunya
2. Cara pembuatan
Semen pozolan kapur harus dibuat dengan mengiling atau mengaduk bahan pozolan halus atau kapur
padam.perbandingan bahan-bahan baku dalam pembuatan semen pozolan kapur
tergantung dari sifat masing-masing bahan bakunya.
d.
Syarat
mutu
e.
Cara penyimpanan
semen pozolan kapur harus disimpan atau ditimbun didalam gudang yang
tahan pengaruh cuaca dan terlindungi dari basah yang dapat mengakibatkan
kerusakan mutu.
f.
Syarat penandaan
Jika semen pozolan kapur diperdagangkan dalam bungkusan,pembungkus harus
diberikan tanda-tanda yang jelas,sehingga mudah terlihat oleh setiap
orang,mengenai pabrik yang membuatnya,nama semen pozolan
kapur,keterangan-keterangan tentang penggunaanya serta berat bersih dari isinya
dalam satuan Kg.
Bos mau tanya dimana bisa mendapatkan semen acian berwarna untuk area surabaya?
BalasHapusBg maw Nanya kalau kadar cao diatas 60% apakah bisa untuk bahan baku semen. Contoh kalau kadar Cao sekitar 98% apakah bisa digunakan.
BalasHapus