Rabu, 21 November 2012

pengertian irigasi

PENDAHULUAN
Tanaman budi daya manusia didaerah-daerah pertanian membutuhkan air yang cukup untuk kelangsungan hidup dan untuk perkembangannya, sehingga dapat kita nikmati hasilnya seperti apa yang kita harapkan.
Secara alamiah sebenarnya tanaman menerima air melalui hujan dan dari dalam tanah itu sendiri, akan tetapi kadangkala hal ini tidak mungkin terjadi, terutama didaerah-daerah kering yang jarang mendapat hujan, oleh sebab itu kita manusia memiliki akal, budi, harus dapat mengatasi tantangan alam tersebut dengan memberikan pengaiaran kepada tanaman budi daya itu dengan membangun sistem irigasi.
Seperti kita ketahui keadaan tanah di Indonesia tidak semuanya datar melainkan dataran rendah, bukit-bukit tanah pegunungan, rawa-rawa, sehingga pertanian tidak mereta dan letek sawah-sawah di negara kita pun tidak selamanya terhampar pada dataran rendah saja tetapi ada pula para petani yang membuka daerah pertanian atau persawahaan di lereng-lereng gunung bahkan hutan-hutan di tebang dijadikan daerah yang baru.

Tetapi dalam pengairan itu sendiri jarang sekali diperhatikan, karena dulu sebagian besar petani Indonesia masih menggantungkan air sawahnya dari hujan yang ada, sehingga panen yang dapat dilaksanakan hanya dipetik sekali dalam setahun.

Dengan demikian kita dapat melihat kekurangan dan kelebihannya dari sistem persawahan di Indonesia di mana lebih banyak kuranganya  dari pada kelebihannya.
Salah satu cara ntuk mungkin sangat menentukan dalam meningkatnya produktivitas pertanian adalah seperti yang sudah di sebutkan tadi yaitu dengan membangun irigasi dimana sistem pengaiaran ini harus diterapkan di Indonesia.
Irigasi adalah sistem pemberian dan pembuangan air ke dan dari sawah  secara terkendal, pada pokoknya sistem jaringan irigasi adalah mengambil air dari suatu sumber, kemudian memberikannya ke petak-petak lahan melalui saluran-saluran irigasi dan membuangnya apabila kelebihan ke saluran-saluaran atau kesawah-sawah melalui bangunan irigasi.
A. Arti dan Tujuan Irigasi
Secara pengertian arti irigasi adalah semua tindakan yang diambil untuk mengmungkinkan pembahasan dengan usaha mendatangkan air dari sumbernya, membawanya ketempat-tempat di mana air itu di perlukan membagi-bagi dan memberinya kepada tanaman dengan cara yang teratur serta membuangnya bila tidak diperlukan lagi juga air itu di pergunakan dengan sebaik-baiknya dan sehemat-hematnya.
Sedangkan maksud irigasi adalah untuk mencukupi kebutuhan air guna pertanian dan tujuan irigasi tergantung dari kebutuhan untuk apa irigasi itu akan diperlukan seperti sbb :


a.       Membasahi tanah
b.      Merabuk
c.       Mengatur suhu tanah
d.      Menghindarkan gangguan dalam tanah
e.       Kolmotase
f.       Membersihkan air kotoran
g.       Mempertinggi air tanah


Penjelasan       :
a.      Membasahi tanah
maksud membasahi tanah adalah memberi air pada waktu tidak atau kurang hujan supaya tanaman mendapat air yang di butuhkan.
b.      Merabuk
Merabuk di sini adalah mengalirkan air yang mengandung zat-zat dan lumpur yang baik bagi rabuk guna tanaman. Air yang membawa zat-zat yang baik bagi tanman berupa lumpur yang terapung didalamnya atua yang telah tercampur menjadi satu dengan air, jika datang disawah lumpurnya itu dapat mengendap, karena biasanya jalannya air di sawah tidak terlalu cepat sehingga memberi kemungkinan kepada zat-zat yang terbawa oleh air dapat mengendap dan terhampar diatas sawah.
c.       Mengatur suhu
Supaya tanaman dapat tumbuh dengan baik maka diusahakan temperatur air jangan terlalu panas   atau terlalu panas atau terlalu dingin. Biasanya petani bahwa mereka tidak suka menyiram tanamannya  diwaktu panas atau terik matahari, akan tetapi beda halnya dengan tanaman tebu yang disiram pada setiap waktu, seringkali diwaktu siang, ari sedang panas sekali dan ternyata tidak menimbulkan keburukan dan pengaruh lain pada tanaman tebu itu sendiri.
d.      minghindarkan gangguan dalam tanah
maksud ini antara lain adalah membasmi hama-hama yang ada dari dalam tanah, misalnya : tikus, ulat neluk, dan lain-lain dengan cara meredam sawah.
Juga cara demikian dapat membersihkan tanah dari garam-garam yang dibawa oleh air laut atau tanah sawah itu sendiri serta menghilangkan zat-zat yang kurang baik yang ada didalam tanah.
e.       colmotase
            Air dari sungai yang banyak mengandung lumpur dialirkan sebanyak-banyaknya ke tanah-tanah yang rendah, dimana air itu didiamkan atau dialirkan secara perlahan-lahan agar lumpurnya mengendap dan air yang jernih dapat terus mengalir. Dengan cara ini lambat laun tanah itu menjadi tinggi dan dapat dijadikan sawah atau ladang baru yang dapat ditanami.
f.        membersihkan air kotoran
air yang kotor digenangkan diatas sebidang tanah rengah atau dalam suatu kolam, air kotor itu mendapat pembersihan secara biologi sehingga tidak lagi merugikan kesehatan, setelah itu airnya dapat dialirkan lagi kesaluran umun atau sungai.
Tanaman yang tumbuh di tanah-tanah itu membantu pekerjaan pembersihan secara alam, sedangkan penghasilan dari tanaman itu sendiri umumnya bisa menjadi baik.
g.      mempertinggi air tanah
pekerjaan irigasi yang semata-mata dibuat untuk keperluan pertanian sering kali membawa pengaruh yang baik terhadap mempertinggi air tanah disekitar tempat-tempat yang dilalui oleh saluran-saluran irigasi sehingga dengan sendirinya air tanah menjadi tinggi.
B. Susunan Umum Daerah Irigasi
Susunan daerah irigasi adalah penyusunan tanah-tanah yang akan diairi dalam beberapa bidang dan penyusuna jaring-jairng penyaluran airnya dengan pembuatan bangunan-bangunan untuk mengatur pembagian dan pemberian air kebidang tanah-tanah itu dan juga pembuatan saluran-saluran dan bangunan-bangunan yang diperlukan untuk melancarkan penyaluran dan pembuangan air.
Menurut kesempurnaan  pengairannya daerah irigasi dapat dibaedakan dalam sederhana , setengah teknis, dan teknis. Daerah irigasi sederhana jika penyaluran air kesawah tidak diatur denga seksama, dan banyaknya aliran tidak dapat diukur, berarti tidak ada bangunan tetap untuk mengatur dan mengukur penyaluran air.
Daerah irigasi setengah teknis jika penyaluran air dapat diatur akan tetapi banyaknya air tidak dapat diukur.
Sedangkan daerah irigasi teknis adalah jika penyaluran airnya dapat diatur dan banyaknya aliran dapat diukur, karena itu pembagiannya dapat dilakukan secara seksama.
Pada umumnya syarat untuk daerah irigasi teknis adalah sebagai berikut :
a.       semua sawah/ ladang-ladang dalam daerah irigasi teknis harus diairi dari satu saluran induk menurut kebutuhannya dengan cara pemberian air yang mudah diperiksa dapat diatur dan banyaknya aliran dapat diukur.
b.      Air yang dibutuhkan oleh tanaman harus mudah didapat dan dapat dibuang kesaluran pembuangan atau sungai.
1. Penyusunan Bidang-Bidang Tanah
Daerah irigasi teknis dabagi-bagi dalam beberapa bidang-bidang tanah yang sebut petak-petak penghabisan, petak-petak pengairan atau petak-petak tersier dan ditetapkan tempat pengambilan air dari saluran irirgasi untuk tiap-tiap bidang tanah itu.
Bentuk dari suatu petak tersier harus tertentu dan luasnya jangan terlalu perbedaan.
Petak tersier merupakan satuan dari daerah irigasi gabungan dari petak-petak tersier  yang mendapat air dari suatu saluran sekunder merupakan satu petak sekunder. Sedangkan gabungan dari seluruh petak-petak tersier dan petak sekunder yang mendapat air dari satu saluran induk merupakan satu daerah irigasi.
2. Penyusunan Saluran-Saluran irigasi
Ada masalah yang kita hadapi dalam penyusunan daerah irigasi yaitu penghematan biaya dan formasi serta tata letak geografis tanah, dimana keduanya itu kelihatan selalu ada. Kita ingin menghemat biaya, tetapi kadang terpaksa kita menetapkan susunan saluran yang memerlukan biaya tinggi karena dipandang dari sudut teknis tidak ada cara pemecahan lain yang dapat mencukupi terhadap syarat-syarat yang diperlukan.
Walaupun begitu kita sebisanya untuk menentukan sehemat-hematnya dan sebaik-baiknya dalam merencanakan saluran-saluran irigasi guna kebutuhan air sawah.
3. Penyusunan Pembuangan Air
Susunan penyusunan air yang baik dan juga susunan pembuangan air yang baik dan teratur sangant dibutuhkan sekali dalam penyusunan  ddaerah irigasi teknis. Hal ini untuk menjaga tanaman itu sendiri jangan sampai terjadi kerugian akibat pembuangan air yang kurang baik dan teratur. Adapun ukuran saluran pembuangan didasarkan atas penghiliran air terbesar dari daerah pengalirannya.
4. Susunan Nama Obyek Irigasi ( Momen Klatur)
Momen klatur adalah membuat sebutan dari jenis , nama, dan tempat-tempat dari obyek irigasi dengan singkat tapi jelas bagi yang berkepentingan. Dsehingga sangat baik untuk keprluan penyelenggaraan atau pemeliharaan maupun untuk lain-lain keperluan umpamannya pembicaraan, penulisan, laporan-laporan dan sebagainya, terhadap obyek-obyek irigasi yang tentunya dapat lebih  dengan singkat tetapi cukup jelas.
Untuk mendapatkan kesamaan pengertian terhadap sebutan-sebutan singkat mudah dimengerti oleh yang berkepentingan maka perlu dibuatkan cara-cara penepatan sebutan itu           :
a.       Sedapat mungkin sebutan itu terdiri dari sebutan huruf
b.      Huruf-huruf itu dapat menyatakan saluran bangunan dan petak-petak.
c.       Huruf itu jika perlu ditambah dengan angkah untuk dapat menunjukan letak obyek itu bagi saluran juga arahnya dipakai sebagai penjelasan.
d.      Dapt menyatakan jenis saluran
e.       Dapat menyatakan bangunan, terutama perbedaan antara bangunan pembagi atau penyadap dengan lain bangunan.
f.       Dapat menyatakan jenis dan letak petek, misalnya petak sekunder atau tersier dan letaknya sebelah kiri atau kanan dari bangunan pembagi dan sebagainya.
Untuk petak tersier namanyan diambil dari nama saluran tersiernya dan juga diberi angka dibawahnya yang menunjukan luas petak tersier itu.
Sebutan untuk pembuangan air ndan bangunan-bangunannya  biasanya deberi nama dengan lengkap, misalnya; serokan cikuda, sungai cikipayang dsb.



C. Daftar Istilah
1.      Saluran induk           :
Adalah saluran pembawa yang mendapatkan air dari suatu sungai atau waduk/bendungan.
2.      Saluran Sekunder
Adalah saluran pembawa yang mendapatkan airnya dari saluran induk melalui bangunan bagi
3.      Saluran tersier           :
Yaitu saluran pembawa yang mendapatkan airnya dari saluran sekunder atau saluran induk melalui bangunan bagi pada saluran sekunder atau  pintu penyadap pada saluran induk.
4.      Saluran Sub Tersier   :
Adalah saluran pembawa yang merupakan cabang dari saluran tersier pada petak tersier
5.      Saluran kuarter         :
Yaitu saluran pembawa yang mendapatkan airnya dari saluran tersier atau sub tersier melalui box kuarter untuk diterruskan kesawah.
6.      Saluran pembuang    :
Adalah saluran yang mendapatkan air yang telah terpakai atau air yang berkelebihan didaerah irigasi untuk selanjutnya dibuang kesungai terus kelaut.
7.      Pintu Ukur Romijn    :
Yaitu bangunan yang dipakai untuk mengukur debit air yang mengalir sebelum kepetak tersier. Pintu ukur ini paling banyak dipakai karena mengakibatkan drop yang kecil saja.
8.      Bangunan Bendung  :
Adalah bangunan yang dipergunakan atau diperuntukan guna meninggikan permukaan air sungai sehingga air dapat dimanfaatkan.
9.      Box Tersier               :
Yaitu bangunan bagi disaluran tersier / sub tersier untuk membagi air kesaluran sub tersier / kuarter.
10.  Box Kuarter              :
Yaitu bangunan pengambilan disaluran tersier / sub tersier dimana lewat bangunan itu air mengalir kepetak kuarter, setiap petak kuarter pada umumnya memiliki satu buah box kuarter.
11.  Petak Tersier             :
Adalah kumpulan sawah yang menerima air irigasi dari saluran induk/sekunder di suatu tempat pengambilan.
12.  Petak Kuarter            :
Yaitu kelompok sawah dalam suatu petak tersier seluas 10 sampai dengan 15 hektar.
13.  Daerah Pengaliran (DP)           :
Daerah yang mendapat air dari suatu aliran sungai melalui sistem jaringan irigasi.
14.  Debit                         :
Yaitu volume air yang mengalir tiap satuan waktu yang biasanya dinyatakan  dalam m³/ detik atau Lt / dt
15.  Hektar                       :
Adalah satuan luas sebesar 10.000 m²  ( 100 X 100 m )
16.  Continus Flow          :
Yaitu pengaliran air yang terus menerus tidak-tidak terjadi pengaliran.
17.  Propesional Flow      :
Adalah pengaliran yang sebanding dengan luas daerahnya
18.  Garis Contuer           :
Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki ketinggian yang sama.
19.  Talud                        :
Adalah kemiringan tebing pada suatu pasangan melintang dari saluran.
20.  Jari-jari Hidrolis        :
Yaitu hasil perbandingan antara luas penampang  basah dengan keliling basah dari suatu penampang saluran terbuka.
21.  Rumus Strickler        :
Adalah salah satu rumus yang dipakai untuk menghitung kecepatan rata-rata dari aliran di saluran terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar